A.
PENGERTIAN ANEKDOT
Anekdot adalah sebuah cerita singkat dan lucu atau menarik,
yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Anekdot bisa saja
sesingkat pengaturan dan provokasi dari sebuah kelakar.
Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata, melibatkan orang-orang
yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang
dapat diidentifikasi. Namun, seiring waktu, modifikasi pada saat penceritaan
kembali dapat mengubah sebuah anekdot tertentu menjadi sebuah fiksi, sesuatu
yang diceritakan kembali tapi "terlalu bagus untuk nyata". Terkadang
menghibur, anekdot bukanlah lelucon, karena tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk
membangkitkan tawa, tetapi untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum
daripada kisah singkat itu sendiri, atau untuk melukiskan suatu sifat karakter
dengan ringan sehingga ia menghentak dalam kilasan pemahaman yang langsung pada
intinya.
B.
STRUKTUR ANEKDOT
Teks Anekdot
terdiri dari 5 struktur, yaitu:
- Abstrak
- Orientasi
- Krisis
- Reaksi
- Coda
Abstrak adalah diawal bagian paragraph yang berfungsi memberi
gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang aka
nada didalam teks.
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita
atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Penulis biasanya bercerita
dengan detail dibagian ini.
Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang
unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang
ditulis menyelesaikan masalah yang timbul dibagian krisis tadi.
Coda adalah bagian akhir dari
cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang
dialami penulis atau orang yang ditulis.
C. Contoh
Anekdot
RAHAZIA
Suatu hari ada 2 orang SMA (sebut
saja Wr dan Ar) akan pulang dari rumah teman berlatih menari mengendarai sepeda
motor.Suasana saat itu biasa-biasa saja. Sesampainya ditikungan ke lima mereka
dikejutkan dengan orang-orang berpakaian serba hijau yang ternyata adalah
sekelompok Polisi yang sedang mengadakan “Rahazia”. Jantungnya seperti berhenti
berdetak pada saat Pak Polisi menghentikan kendaraan kami. Karena ini adalah
mengalaman pertama kami terkena rahazia.
Pak
Polisi : Berhenti! STNK dan SIMnya
mana dik?
Mereka
hanya bisa memperlihatkan STNK kami dan
SIMnya tidak (Maklum masih umur 16 tahun tidak diperbolehkan buat SIM, harus
nunggu satu tahun lagi).
Ar :
I.. ini Pak STNKnya!
Pak Polisi : SIMnya mana?
Wr :
Nggak punya Pak!
Pak Polisi : Lho kok tidak punya? Umur kalian berapa sekarang?
Wr :
16 tahun Pak
Saat
itu Ar tidak menyebutkan umurnya karena dia masih ketakutan.
Pak
Polisi : Kamu yang pake kacamata,
berapa umurnya?
Ar masih tetap diam. Dan Pak
Polisi sekali lagi mengulangi perkataanya dengan matanya yang memerah yang
kelihatannya bukan kelilipan tapi marah.
Pak
Polisi : Kamu yang pake kacamata,
berapa umurmu?(dengan nada marah)
Ar : Sssa...ssama Pak eena..ennam belas tahun.
Pak
Polisi : Kamu ini, Arogan
sekali!!(menunjuk ke Ar) Kalian tau nggak kalian ini salah?
Wr
dan Ar : Ta..ttaauu Pak!
Pak
Polisi : Kalian ini belum cukup
umur untuk mengendarai sepeda motor. Kalian ini emosinya masih labil dan belum terlalu bisa mengendalikannya. Kalian memangnya tidak
tau anaknya Ahmad Dhani si Dul itu sudah
membunuh tujuh orang karena tidak bisa mengendalikan emosinya!
Wr
tersenyum dan berbisik.
Wr : Wih.. Pak Polisinya suka
nonton entertaiment juga.
Pak Polisi : Kamu!! (menunjuk kearah Wr) Kenapa kamu senyum-senyum?
Wr :
Tidak Pak!
Pak Polisi : Kamu dengar nggak omongan Pak tadi!
Wr :
Dengar Pak.
Pak Polisi : Kalian ini pergi darimana?
Wr : Dari rumah teman Pak. Habis latihan nari, sekarang kami mau ke
Wr : Dari rumah teman Pak. Habis latihan nari, sekarang kami mau ke
sekolah.
Pak Polisi : Kalian ini udah tau belum cukup umur masih juga bawa motor.
Setelah
itu Ar memberanikan diri untuk berbicara.
Ar : Terus bagaimana Pak? Sekolah
dan rumah kami jaraknya lumayan
jauh
dan tidak ada yang mengantar. Ayah kami kerja, Ibu kami sama-sama nggak bisa
bawa motor, di rumah tidak ada siapa-siapa lagi, cuma ada motor. Kalau naik
Bemo di tempat tinggal kami nggak ada yang lewat. Terus bagaimana Pak? Pak
Polisi mau nganter?
Mendengar
perkaatan Ar, Pak Polisi berdiam dan berfikir sejenak.
Pak
Polisi : Ehhm... Baiklah kalau
begitu, kali ini Pak Polisi maafkan pelanggaran kalian karena memang Pak Polisi
dulu juga seperti kalian. Walaupun kalian masih setahun lagi baru boleh
mendapatkan SIM, kalian harus ingat! tetap patuhi peraturan lalu lintas, harus
pakai helm dan jangan mengebut. Jelas!
Wr dan Ar : Jelas Pak!
Pak Polisi : Perlu Pak ulang?
Wr dan Ar : Tidak Pak!
Pak Polisi : Baik Pak ulang..
Wr dan Ar : Aruh!! (menghela nafas)
Pak
Polisi : Kalian harus ingat! tetap
patuhi peraturan lalu lintas,
harus pakai
helm dan jangan mengebut. Jelas!
Wr dan Ar : Jelas!
Pak Polisi : Ada pertanyaan?
Wr dan Ar : Tidak!
Pak
Polisi : Perlu Pak ulang?
Wr
dan Ar : Tidak! Tidak! Tidak!
Pak
Polisi : Baiklah kalau begitu.
Setelah
itu Wr dan Ar melanjukan perjalanan untuk ke sekolah.
Karya : I Komang Ary Sukma Putra X MIPA I
DEMO
Pada suatu hari, terjadilah demo
besar-besaran yang dilakukan oleh suatu ormas yang katanya besar di salah satu kota.
Demo tersebut dilakukan agar event ‘Miss(ink) Universe 2013’ tidak dilaksanakan
di Negaranya. Tejadi percakapan antara salah satu pendemo (bilang saja HERP)
dengan Reporter.
“permisi pak, boleh saya bertanya
sedikit?”. “oh ya, tentu saja boleh" Jawab Herp dengan cepat. “Kenapa
bapak melakukan demo ini? Apa sebabnya?”, Tanya sang reporter. “begini lo, kami
ini tidak terima dengan diadakannya event ‘Miss(ink) Universe 2013’, karna
menurut kami, event tersebut tidak baik dan tidak layak” jawab Herp dengan
berwibawa.
“Kenapa anda bisa berkata
demikian?”, sambung reporter. “Event tersebut terlalu banyak mengumbar aurat,
masa seorang wanita itu berlomba dan dinilai kecantikan tubuhnya? Itukan suatu
hal yang tidak layak!. Seharusnya, seorang wanita itu tidak boleh dinilai
dari auratnya”, “Dan juga event tersebut
terlalu mengumbar hawa nafsu bagi semua orang!”.
“tapi, banyak orang yang setuju
bahwa event ini diadakan dinegara kita?”. “ohh,, orang-orang itu adalah kafir,
pemuja setan! Mereka itu orang-orang yang bodoh. Dan juga saya mengutuk
orang-orang yang menonton dan mendukung event tersebut!!” Jawab Herp dengan
tegas. Sang reporterpun kembali bertanya, “Bagaimana anda bisa tahu, bahwa
event ini tidak layak untuk diadakan di Negara kita?”. “OHHH… mengenai hal itu.
Kemarin saya, dan juga rekan- rekan saya membeli DVDnya, dan menontonnya
beramai-ramai” jawab Herp dengan lugu.
Karya : I Wayan Gunaya X MIPA I
Nice Post,
ReplyDelete