Surat Cinta dari Bapak

Rabu, 13 Juli 2017

Hari ini terjadi hal yang menarik, mengisi liburan yang membosankan mengingatkan saya dengan cerita ibu dulu tentang bapak yang katanya banyak memiliki pacar. Iya… kata ibu bapak adalah Playboy cap badak (Ingat! Yang ada badaknya). Nah dari sana saya penasaran, kata ibu dia diberikan surat yang berisi puisi yang sangat menyentuh hatinya, jadi saya meminta bapak untuk mengajari saya membuat puisi itu.

_

Saya mengatakan bahwa ada seorang wanita yang saya sukai tetapi tidak tau cara untuk mendapatkan hatinya, lalu saya meminta bapak untuk membuat sebuah surat cinta. Sebelum itu, dia bertanya, kurang lebih pembicaraanya seperti ini

_

            Saya : “Pak, bisa minta tolong buatkan surat cinta!”

            Bapak : “Siapa yang kamu mau kasi surat cinta?”

            Saya : “Sebut saja Bunga” (Nama samaran)

            Bapak : “Siapa Bunga itu?”

            Saya : “Teman sekampus Pak”

_

Belum selesai sampai disana, bapak menanyakan banyak hal sebelum ia mengiyakannya, saya seperti diinterograsi waktu itu. Beruntung, dengan penjelasan yang detail dan sistematis akhirnya disetujui.

_

    Bapak : “Ok! Gampang”

_

Saya membayangkan ketika membaca suratnya akan membuat hati saya luruh seperti ibu dan pasangan masa lalunya. Hanya berselang beberapa menit, suratnya sudah selesai. Terlihat sekali skill masa mudanya masih terasah tajam tak tumpul sama sekali. Setelah memberikan surat, bapak pergi karena ada urusan.

_

Membaca kepala surat, bukan menyentuh hati yang saya rasakan malah saya tidak bisa menahan tawa. Baru kali ini saya pernah membaca sebuah surat cinta yang berisi “Kepada Yth.” dan terdapat ucapan salam “Om Swastiastu”. Pada awalnya saya mengira bapak mengerjai, tetapi setelah membaca semuanya saya mengerti. Betapa mendalamnya pesan yang ingin disampaikan. Mungkin inilah yang membuat wanita-wanita yang disukainya dulu tertarik. Dari membacanya terlihat sekali kalau penulis memiliki sifat yang Humoris dan Romantis. Dua sifat yang selalu membuat wanita tak pernah merasa bosan. Sungguh pelajaran yang berharga dari surat cinta versi resmi :)