[Tas Warna Biru]
Google images

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, seperti biasa tidak ada yang spesial. Malah waktu itu cuaca sedang mendung. Aku jadi setengah hati untuk berangkat pergi. Tapi karena desakan ibu aku berangkat juga. Jalan kaki sampai di depan sekolah, tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti didepanku. Pintu depan terbuka, turunlah kaki kecil ramping putih bersih. Aku yakin dari kakinya  adalah seorang perempuan. Dia langsung masuk kesekolah tanpa sempat aku melihat wajahnya. Sangat penasaran. Aku mengikutinya dari belakang dengan tas warna birunya sebagai pengingat. Tapi bukannya ke kelas, dia malah masuk ke ruang kepala sekolah. Karena bel sudah berbunyi. Aku tidak mengikutinya lagi dan langsung beranjak ke kelas.

Sambil menunggu bel berbunyi, aku duduk melamun sambil memikirkan dirinya, aku yakin dia orang baru disekolah ini karena aku tidak pernah melihat perempuan itu sebelumnya. Berharap sekali dia akan masuk ke kelasku, tapi sampai jam pelajaran selesai itu tidak terjadi. Saat pulang aku melihat seseorang berjalan keluar sekolah, aku yakin itu adalah orang yang aku lihat tadi pagi karena tas warna biru yang dipakainya. Aku bergegas berlari sekuat tenaga agar dapat mengejarnya dan mengajak berkenalan. Sayang, dia sudah masuk ke mobil dan pergi menjauh.

Keesokan harinya, aku memberanikan diri bertemu dengan kepala sekolah dan menanyakan tentang perempuan itu. Ternyata Ana namanya. Nama yang sangat manis. cocok sekali dengannya. Pada hari itu juga, saat jam pelajaran bahasa Indonesia dia datang ke kelasku dan memperkenalkan dirinya. Suaranya yang lembut, pantas sekali dengan rupa cantik wajahnya. Dia pintar sekali bahkan bisa dikatakan dia paling pintar di kelasku dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Di rumah, aku terus memikirkannya. Tiada hariku tanpa ada dirinya dimimpiku, itulah yang aku rasakan saat ini. Apakah ini yang dinamakan cinta? Seakan jika terjadi perang dunia ketiga pun asal bersama dirinya aku tidak peduli. Aku ingin mengungkapkan perasaanku kepadanya. Karena dia menyukai bahasa Indonesia, Aku akan membuatkannya sebuah puisi. Puisi itu aku tulis seperti ini :

Kusampaikan isi hatiku yang terdalam kepada dirimu,
Jika tidak kulontarkan,
Untuk apa yang terjadi pada diriku,
Walau ada perbedaan besar diantara kita,
Aku tak peduli,
Saat aku melihat tas biru milikmu,
Kurasakan senyum indah dibaliknya,
Karena tas warna biru itu
Terbayang sifat dewasa dan paras cantikmu,
Yang mengubah duniaku,

Aku mengirimkan puisi ini kepada dirinya. Keesokan harinya dia menemuiku dan berkata “Terima kasih banyak ya, puisinya bagus sekali”. Aku merasa Tujuh kata itu seperti tujuh tingkatan nirwana. Tujuh kata itu bagaikan wahanaku untuk terbang melesat ke langit tertinggi. Surga di langit ke tujuh.

Tetapi kebahagian itu tidak lama terjadi. Kata kepala sekolah dia hanya sebentar saja di sekolah ini. Perasaanku yang awalnya senang berubah sedih karna kepergiannya. Sekarang dia pergi dan aku kesepian lagi. Hari-hariku menjadi seperti dulu. Tidak ada yang spesial. Walaupun begitu, di dalam hatiku aku masih merindukannya. Perempuan dengan tas warna biru… IBUGURUKU.

P.S. : Cerita ini hanyalah sebuah kritikan tentang masalah sosial yang terjadi saat ini. Jangan anggap saya suka dengan guru saya ya! Semoga terhibur.



0 comments:

Post a Comment

 
Ary Sukma Putra © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top