Hari
ini adalah hari pertama masuk sekolah, seperti biasa tidak ada yang spesial.
Malah waktu itu cuaca sedang mendung. Aku jadi setengah hati untuk berangkat
pergi. Tapi karena desakan ibu aku berangkat juga. Jalan kaki sampai di depan sekolah,
tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti didepanku. Pintu depan terbuka, turunlah
kaki kecil ramping putih bersih. Aku yakin dari kakinya adalah seorang perempuan. Dia langsung masuk
kesekolah tanpa sempat aku melihat wajahnya. Sangat penasaran. Aku mengikutinya
dari belakang dengan tas warna birunya sebagai pengingat. Tapi bukannya ke
kelas, dia malah masuk ke ruang kepala sekolah. Karena bel sudah berbunyi. Aku
tidak mengikutinya lagi dan langsung beranjak ke kelas.
Sambil
menunggu bel berbunyi, aku duduk melamun sambil memikirkan dirinya, aku yakin
dia orang baru disekolah ini karena aku tidak pernah melihat perempuan itu
sebelumnya. Berharap sekali dia akan masuk ke kelasku, tapi sampai jam pelajaran
selesai itu tidak terjadi. Saat pulang aku melihat seseorang berjalan keluar
sekolah, aku yakin itu adalah orang yang aku lihat tadi pagi karena tas warna
biru yang dipakainya. Aku bergegas berlari sekuat tenaga agar dapat mengejarnya
dan mengajak berkenalan. Sayang, dia sudah masuk ke mobil dan pergi menjauh.
Keesokan
harinya, aku memberanikan diri bertemu dengan kepala sekolah dan menanyakan
tentang perempuan itu. Ternyata Ana namanya. Nama yang sangat manis. cocok
sekali dengannya. Pada hari itu juga, saat jam pelajaran bahasa Indonesia dia
datang ke kelasku dan memperkenalkan dirinya. Suaranya yang lembut, pantas
sekali dengan rupa cantik wajahnya. Dia pintar sekali bahkan bisa dikatakan dia
paling pintar di kelasku dalam pelajaran bahasa Indonesia.
Di
rumah, aku terus memikirkannya. Tiada hariku tanpa ada dirinya dimimpiku,
itulah yang aku rasakan saat ini. Apakah ini yang dinamakan cinta? Seakan jika
terjadi perang dunia ketiga pun asal bersama dirinya aku tidak peduli. Aku
ingin mengungkapkan perasaanku kepadanya. Karena dia menyukai bahasa Indonesia,
Aku akan membuatkannya sebuah puisi. Puisi itu aku tulis seperti ini :
Kusampaikan isi hatiku
yang terdalam kepada dirimu,
Jika tidak kulontarkan,
Untuk apa yang terjadi
pada diriku,
Walau ada perbedaan
besar diantara kita,
Aku tak peduli,
Saat aku melihat tas
biru milikmu,
Kurasakan senyum indah
dibaliknya,
Karena tas warna biru
itu
Terbayang sifat dewasa
dan paras cantikmu,
Yang mengubah duniaku,
Aku mengirimkan puisi
ini kepada dirinya. Keesokan harinya dia menemuiku dan berkata “Terima kasih banyak
ya, puisinya bagus sekali”. Aku merasa Tujuh kata itu seperti tujuh tingkatan
nirwana. Tujuh kata itu bagaikan wahanaku untuk terbang melesat ke langit
tertinggi. Surga di langit ke tujuh.
Tetapi kebahagian itu
tidak lama terjadi. Kata kepala sekolah dia hanya sebentar saja di sekolah ini.
Perasaanku yang awalnya senang berubah sedih karna kepergiannya. Sekarang dia
pergi dan aku kesepian lagi. Hari-hariku menjadi seperti dulu. Tidak ada yang
spesial. Walaupun begitu, di dalam hatiku aku masih merindukannya. Perempuan
dengan tas warna biru… IBUGURUKU.
P.S. : Cerita ini hanyalah sebuah kritikan tentang masalah sosial yang terjadi saat ini. Jangan anggap saya suka dengan guru saya ya! Semoga terhibur.
0 comments:
Post a Comment