Waktu
SMA kita memiliki permasalahan yang sama. Bukan, bukan kesal karena gebetan
dideketin temen sendiri, tetapi suatu pertanyaan yang selalu berhasil membuat
hati galau. “Setelah lulus, mau lanjut kemana?”
Saya
awalnya tidak tau akan melanjutkan kuliah atau langsung berkerja atau bahkan
langsung menikah setelah lulus. Tetapi kalau menikah sepertinya tidak, cari gebetan
aja susah apalagi cari pasangan hidup, ya kan? Selain itu saya masih belum siap
untuk melakukannya. Ok, sekarang tersisa dua pilihan, kuliah atau bekerja.
Kalau bekerja saya rasa bagus, tapi biasanya pekerjaan lulusan SMA memiliki
upah standar yang cukup untuk diri sendiri saja dan tidak akan bisa kita
lakukan seumur hidup, apalagi kalau sudah menikah. Jadi, pilihan bekerja saya
hilangkan. Tersisa satu pilihan, yaitu kuliah. Setelah itu timbul pertanyaan
lagi, kuliah dimana? Ambil jurusan apa?
Keluarga
menyarankan untuk mengambil pendidikan matematika karena alasan bapak yang
adalah seorang guru matematika dan keluarga juga mengetahui saya cukup menyukai
ilmu tersebut. Tetapi muncul keraguan dalam hati, alasan pertama keraguan itu
adalah prospek kerja lulusan matematika tidak terlalu banyak, beruntung kalau
jadi dosen atau pns, kalau tidak, mentok-mentok jadi guru les bimbingan
belajar. Alasan kedua, hampir seluruh keluarga saya adalah guru, bapak guru,
kedua kakak saya guru, bahkan sepupu-sepupu saya adalah guru (Maafkan jika
keluarga saya kurang kreatif dalam memilih pekerjaan J).
Jadi saya putuskan untuk mengambil jurusan lain yang masih menerapkan
matematika sebagai dasar ilmunya.
Saya
mencoba mencari di google, ketemu jurusan teknik sipil, perkapalan, dan mata
saya tertuju penasaran ketika membaca jurusan teknik geodesi. Saya membuka website
yang ditulis Bli Made Sapta waktu itu, karena tulisannya saya mulai mencari
informasi lebih banyak dan saat itulah mesin pencari langsung mengarahkan ke
blog milik bapak I Made Andi Arsana. Kedua orang tersebut adalah orang Bali
yang menekuni bidang yang sama yaitu geodesi. Semakin dibuat penasaran hampir
semua tulisan di blog itu saya baca. Ternyata geodesi ini adalah ilmu yang sangat
menarik, merupakan salah satu ilmu tertua dan aplikasinya di dunia sangat
signifikan. Walaupun, banyak yang tidak menyadarinya termasuk saya. Nah, mulai saat itulah saya memutuskan untuk
memilih jurusan ini sebagai tujuan hidup saya.
Sekarang
tinggal memilih mau mengambil jurusan geodesi di kampus mana. Sayang sekali di
Bali belum ada kampus yang membuka jurusan ini. Jadi otomatis jika saya ingin
kuliah di geodesi saya harus merantau keluar pulau Bali. Bapak menyarankan
untuk memilih kampus negeri agar biaya kuliahnya lebih murah. Pada waktu itu
hanya ada empat universitas negeri yang membuka program studi geodesi yaitu
ITB, UGM, ITS dan UNDIP. Saat itu keinginan saya adalah ke UGM atau ITS. Ke UGM
agar bisa bertemu bapak Made Andi yang ternyata adalah dosen geodesi disana
atau ke ITS agar ongkos pulang-perginya murah.
Saya
memutuskan mendaftar lewat jalur SNMPTN ke ITS. Terjadi masalah, teman sekelas
saya yang bernama Made ternyata juga mendaftar jurusan yang sama di ITS, tentu
saja ini membuat saya pesimis karena prestasi akademik Made lebih baik
dibanding saya. Oleh karena itu saya mengalah dan memutuskan mendaftar ke UGM.
Terjadi masalah lagi, Putu yang adalah
kakaknya Made ( Mereka berdua saudara kembar adik-kakak) memilih
jurusan yang sama di UGM. Hal ini membuat saya lebih pesimis lagi, karena
prestasi Putu jauh lebih baik dibanding saya. Oleh karena itu saya mengalah
lagi dan mengambil jalan tengah yaitu mendaftar di UNDIP. Saya tidak tahu
kenapa tidak ada keinginan memilih ITB waktu itu, hati dan pikiran saya merasa
UNDIP-lah pilihan yang tepat. Pada akhirnya saat hari pegumuman hanya saya sajalah
yang diterima di jurusan Teknik Geodesi sedangkan Putu dan Made tidak.
Dari
cerita tersebut saya paham bahwa hidup itu memang soal pilihan dan Tuhanlah
yang menentukan jalannya. Jadi, sudahkah kamu menentukan pilihanmu?
NB
: Putu dan Made sekarang kuliah di ikatan dinas STMKG. Mereka sudah menentukan pilihannya. Kesuksesan terlihat jelas di depan mata. Semoga saya juga sama J
0 comments:
Post a Comment