Tak jarang terlintas rasa iri, ketika teman-teman sedang menikmati liburannya yang panjang. Menyantap makanan yang lezat, berwisata ke pantai bersama pacar, berkumpul dengan teman lama dan keluarga besar. Sungguh, sangat menyenangkan bukan? Dia pun ingin merasakannya juga. Namun, hasratnya itu harus terpendam, karena masih ada tanggung jawab yang membebani. Menjaga ibu yang sedang lemah dan tak rela melihat bapak letih bekerja keras setiap hari
Sekarang tidak ada yang spesial. Kota kelahirannya memang masih dingin. Tapi rumah sudah tidak sehangat dulu. Di pagi hari, tidak ada makanan yang enak-enak, tidak ada makan lima kali sehari dan tidak ada bubur kajang ijo lagi sebagai makanan penutup. Semua apa adanya. Tidak ada kepalsuan.
Tuhan memberikan kesukaran, tantangan dan air mata ini bukanlah tanpa alasan. Dia tahu kehidupan nyata memang memiliki banyak masalah, ujian dan cobaan. Tapi dia sedang menulis sebuah autobiografi. Buku-buku riwayat hidup orang-orang hebat selalu dipenuhi dengan kisah pahit dan masalah besar. Itulah sebabnya buku itu menarik untuk dibaca.
P.S. : Bersyukur, liburan kemarin masih bisa mengunjungi dadong (nenek) di Kintamani untuk menikmati tipat santok dan jaja bali buatannya :)
0 comments:
Post a Comment